Pengikut

Minggu, 30 Desember 2012

Maaf



Sebegitu kuatnya kah aku melihat kamu dengan dia? Entah kenapa setitik air matapun tak kunjung menetes. Aku juga tak mengerti, apa yg aku pikirkan & rasakan. Seolah mereka bersatu memberikan warna kelabu untuk menutupi kesakitan ini. Tuhan, apa yg sebenarnya yg sedang berkecamuk di hati ini? Aku bisa tersenyum lepas. Ya! Itu karena teman-teman disana. Tanpa sadar merekalah yg menguatkan aku. Sama sekali air mata ini tak kunjung menetes. Tuhan, aku menyayanginya. Jaga dia dalam peluk-Mu. Temukan kami lagi Tuhan. Dalam keadaan yg jauh lebih sempurna dari saat ini. Sungguh ini doaku yg selalu terlintas dalam benakku. Biar aku diam disini. Aku tak ingin mengusik kehidupanmu lagi, Mas. Cukup. Cukup aku memendam rasa ini entah sampai kapan. Selalu & selalu aku hanya menjaga hati ini untukmu. Iya. Hati ini hanya untukmu. Sengaja aku biarkan terkunci & tak ingin aku membukanya untuk saat ini. Berharap kamulah yg akan membuka kembali. Mungkin aku memang salah. Terlalu berharap terhadap hal yg MUSTAHIL untuk terjadi. Maaf aku masih mencintaimu. Maaf aku masih menyayangimu. Maaf aku masih sering merindukanmu. Maaf aku masih mengunci rapat hati ini karenamu. Maaf aku masih menyelipkan namamu dalam doaku. Maaf aku belum bisa melupakanmu. Maaf aku masih terlampau sering memintamu membentakku. Dan, maaf aku menangis saat aku mencurahkan isi hatiku ini :’)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar