Pengikut

Senin, 10 September 2012

Selamat Tinggal Masa Lalu

Dulu kau puja aku layaknya sanga ratu yag baru datang ke istana. Ya, istana hatimu tentunya. Berjuta kata kau ukir dalam hati. Membuatku melayang & lupa akan segalanya. Bahkan aku lupa bahwa telah menyakiti hati teman, teman yang sangat mengerti aku.
"udah makan? lagi apa?" sekarang semua itu entah hilang kemana. Aku sadar memang banyak yang lebih dariku. Lebih cantik, & yang pasti lebih mengertimu. Aku terbuai dalam rayuan cintamu yang ternyata hanya ilusi belaka. Indah di awalnya saja. Setahun kita bersama, aku turuti apa maumu. Tanpa aku memikirkan orang lain, yang bahkan itu keluargaku sendiri. Kamu benar-benar membuat aku melayang, tak tentu arah, mengajakku ke awan tanpa aku sadari bahwa sewaktu-waktu aku bisa jatuh dengan sendirinya. Sekarang kau benar membuatku terjatuh. Terjatuh bahkan terinjak dengan sekitarku. Aku tak berfikir dengan logika lagi. Aku muak dengan semua ini. Yang aku pikir hanya KAMU, KAMU, & KAMU ! Dulu kamu bilang "kita harus jujur, walaupun menyakitkan" tapi sekarang dustamu yang berkata. Aku hanya wanita bodoh yang diperbudak oleh nafsu, bukan cinta. Aku menyayangimu dengan tulus, & mungkin wanita-wanitamu juga seperti aku. Sekarang setelah semua kau katakan padaku, aku sadar, kau sengaja membuatku benci denganmu. Aku diam, diam mereung meresapi semua kejadian ini. Tuhan memang masih sayang aku. Dia menunjukkan yang sebenarnya. Semua hal-hal kecil berubah, sejalan dengan perubahan sikapmu kepadaku. Kau memang bukan yang dulu. Semua terasa hambar bagiku. Aku tak tau kemana aku akan bercerita setelah kau pergi. Apa aku akan menjadi kau yang selalu diam menyimpan seribu alasan? Apa aku akan menjadi kau yang selalu memberiku kekuatan? Entahlah, aku rasa semua memang suda ada jalannya.
Aku yakin Tuhan masih sangat menyayangiku. Membuatku agar dekat kembali padanya. Membuatku kembali berfiir akan kehidupan esok. Yang lebih kekal & tentunya bahagia. Aku sma sekali tak membencimu. Karena selama setahun terkahir kaulah sosok yang mengajariku arti hidup. Memang semua ada waktunya.
Ingin berhenti menangis rasanya. Tapi menangislah selagi itu membuatmu tenang & nyaman. Enatah kapan aku berhenti manangis. Samapi ada seseorang yang menggantikan dirimu? Aku memang masih menaruh harap padamu. Tapi aku tak mau berharap. Biarlah waktu yang akan menjawab semua pertnyaan di hatiku ini.
Dan aku memang harus melupakanmu. Tidak, aku akan membiarkanmu menjalani hidupmu seperti dulu. Seperti saat aku belum memasuki hidupmu sejauh ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar